lifestories

Jumat, 24 Mei 2024

Menyikapi Kepercayaan di sekitar kita

Di sekitar kita masih banyak yang menjaga keyakinan terhadap sesuatu misalnya saat seorang warga ingin membuat sumur, mereka akan memanggil 'orang pintar' untuk menanyakan kepadanya kapan waktu yang paling baik. Si orang pintar ini akan menghitungnya dengan hitungan berbasis penanggalan Jawa atau aspek primbonal lainnya. Setelah didapat tanggal dan waktunya maka si orang yang punya hajat membuat sumur harus mengikutinya. menurut kepercayaannya, jika dia tidak mengikuti itu maka akan ada kendala misalnya sumurnya tidak ada sumber airnya, atau sumber airnya tidak lancar.
Selain itu, jika seseorang akan mulai 'tanam padi' maka sedapat mungkin menghindari hari nas. Hari nas biasanya diartikan sebagai hari berkabung atau hari wafatnya salah satu anggota keluarga. Jika hal itu dilakukan (mulai menanam padi saat hari nas), maka padinya bisa gabug (tidak berisi) ataupun gagal panen. 

Setiap orang memiliki keyakinan. Keyakinan itu terbentuk dari lingkungan. Seorang anak dan orang tua belum tentu memiliki keyakinan yang sama. Pendidikan juga berpengaruh untuk membentuk keyakinan kita. Di Era ini tidak menutup kemungkinan satu keluarga memiliki keyakinan yang berbeda. Yang terpenting adalah kita bisa bijak dalam menyikapinya. Saya pribadi sebagai orang Islam, saya akan berusaha mengambil panduan dari agama saya. Tetap bersikap baik kepada mereka yang berbeda keyakinan. Namun, tetap berusaha tidak terjebak atau mengikuti keyakinan yang menurut saya salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar