lifestories

Sabtu, 23 April 2011

Fantastic Traditional Dance Performance In Malioboro # Part 4 #

tarian Retno Asri, salah satu sajian tarian yang dipertunjukkan
wisatawan asing yang menonton pertunjukkan


Malioboro, 23 April 2011-- Suara musik Jawa mengalun sayup-sayup di tengah rintiknya hujan. Wisatawan Malioboro berduyun-duyun ke arah ujung utara jalan Malioboro, menuju ke arah suara itu datang. Ternyata suara gending itu berasal dari pendopo Taman Parkir Khusus Abu Bakar Ali-Malioboro. Ada sebuah pertunjukkan yang dilangsungkan di sore hari 23 April 2011 itu.Pertunjukan tersebut merupakan sebuah pertunjukkan tari tradisional dari Sanggar Pradnya Widya Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) didukung oleh Tim PKMM (Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat) UNY dalam rangka melaksanakan program yang merupakan hibah penelitian dari DIKTI (Direktorat Pendidikan Tiggi) tersebut. Program tersebut merupakan bentuk pemberdayaan Sanggar Tari Pradnya Widya FBS UNY dalam mempromosikan tari tradisional Yogyakarta sebagai media sisialisasi tarian daerah bagi wisatawan di kawasan Malioboro.

Pertunjukkan tari tradisional Sanggar Tari Pradnya Widya FBS UNY tersebut menjadi sajian yang menarik bagi wisatawan Malioboro dan sekitarnya .Pertunjukkan yang bertajuk "Fantastic Traditional Dance Performance in Malioboro" tersebut merupakan pertunjukkan yang keempat kalinya digelar dan merupakan pertunjukkan terakhir yang digelar oleh Tim PKMM selama pelaksanaan program. Namun demikian bukan berarti setelah program selesai pertunjukan tari dari sanggar Pradnya Widya akan berakhir. Tim PKMM yang dibimbing oleh Ibu Ari Kusmiatun, M.Hum. ini maupun Sanggar Pradnya Widya kini  sedang berupaya untuk mengadakan kerjasama dengan komunitas seni dan pemerintah untuk mengakomodir dan memaksimalkan potensi sanggar Pradnya Widya demi melestarikan seni tradisi terutama seni tari tersebut. Pemberdayaan sanggar ini diharapkan bisa ambil bagian dalam acara yang digagas pemerintah  terutama di event wisata atau budaya lainnya.

Tim PKMM yang terdiri dari Maria Wulandari dari Pendidikan Bahasa Inggris, Tria Rafika dari Pendidikan Seni Tari, Retno Kurniasari W.dari Bahasa dan Sastra Indonesia, Inderaguna Peratama dari Pendidikan Bahasa Jerman dan Anisah dari Pendidikan Matematika juga berharap bahwa melalui serangkaian pertunjukkan yang telah digelar, Sanggar Tari Pradnya Widya dapat berkembang dan semakin diketahui oleh masyarakat luas disamping  merupakan suatu langkah dalam memperkenalkan dan mendekatkan masyarakat kepada seni tari tradisional sebagai salah satu aset budaya yang perlu dilindungi dan dijaga eksistensinya.

Sanggar Tari Pradnya Widya yang dipimpin oleh Ibu Dra. Trie Wahyuni, M.Pd. ini merupakan sanggar yang berdiri di bawah naungan Jurusan Seni Tari FBS UNY dan dikelola oleh dosen-dosen seni tari bekerjasama dengan para alumni dan mahasiswa berprestasi di bidang seni tari. Bermacam-macam jenis tarian dapat  dipelajari di sanggar tersebut anatara lain tari klasik gaya Yogyakarta, Tari Surakarta, Tari Bali dan Tari Kreasi Baru. Anak didik terdiri dari siswa SD, SMP,SMA, Mahasiswa dan Umum atau dari berbagai umum. Adapun latihan tari diberikan rutin oleh sanggar setiap hari minggu jam 08.00-11.00 WIB bertempat  di pendopo Tejokusumo FBS UNY. Di sanggar yang telah berdiri sejak tahun 1990 ini, anak didik tidak hanya diberi materi keterampilan berolah seni namun juga lebih membentuk sikap, perilaku dan budi pekerti luhur sesuai budaya Indonesia.Sanggar Tari Pradnya Widya ini kini sedang berupaya untuk terus membangkitkan dan melestarikan kembali sanggar yang sudah memiliki 135 siswa dan terbagi dalam 4 kelas tari klasik ini.

Meskipun acara pertunjukkan sempat berlangsung di tengah rintik hujan, namun hal itu tidak menyurutkan antusiasme pengunjung / wisatawan yang datang  untuk menikmati sajian tari yang ditampilkan begitu memikat mayoritas oleh bakat-bakat muda sanggar Pradnya Widya FBS UNY dengan menampilkan 5 tarian  tradisional yakni Retno Asri, Tetopengan, Golek Kenya Tinembe, Beksan Srikandi Suradewati dan Klana Topeng. Pengunjung yang datang terdiri dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisatawan dari Amerika Serikat yang sempat diwawancarai oleh tim PKMM mengatakan bahwa pertunjukan tari tersebut pertama kalinya ia lihat dan ia pun juga mengungkapkan ketertarikannya pada gerakan dan gaya yang ditampilkan karena memiliki ciri khas yang berbeda. Wisatawan dari Belanda juga mengatakan hal yang senada. Untuk lebih mengajak pengunjung berinteraktif, MC (Tria Rafika dan Rindi Andika Asmara) juga memberikan doorprize bagi pengunjung yang dapat menirukan gerak tari tradisional yang telah ditarikan. Dalam kesempatan tersebut Ibu Dra. Trie Wahyuni, M.Pd. juga menyampaikan kepada pengunjung sekilas tentang Sanggar Pradya Widya. Demikian halnya dengan tim PKMM, untuk lebih mengenalkan tarian tradisional dan juga Sanggar Pradnya Widya FBS UNY, tim membagikan kepada pengunjung sticker gratis Sanggar Tari Pradnya Widya, brosur berisi sinopsis serta kuesioner tentang tari tradisional yang telah ditampilkan.

Disamping Tim PKMM dan Sanggar Pradnya Widya, pihak-pihak yang telah turut terlibat mensukseskan acara pertunjukkan tersebut antara lain UNY, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Forum Kesenian Malioboro, KOMABA, Himaseta UNY, Himanika UNY, UKM Penelitian UNY, UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro, Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY, rekan-rekan mahasiswa UNY serta media baik media cetak maupun elektronik (Plaza Wisata, Jogjatour.com, SKH Kedaulatan Rakyat, Koran Merapi, Jogja teater online dan media lainnya tidak dapat kami sebutkan satu per satu).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar